Telset.id, Jakarta – Pengakuan Uber soal kasus peretasan 57 juta data pelanggannya pada pertengahan November lalu membuat pengguna terkejut dan khawatir. Pasalnya, jumlah data yang bocor jumlahnya tidak sedikit.
Memang, Uber mengaku telah menyelesaikan kasus tersebut. Perusahaan angkutan online ini akhirnya membayar uang tebusan yang diminta peretas sebesar USD 100 ribu atau sekitar Rp 1,3 miliar, untuk menghapus data pengguna Uber yang berhasil dicuri.
[Baca juga: Gawat! Uber Akui Peretas Curi 57 Juta Data Pengguna]
Meski sudah selesai membayar uang tebusan, namun Uber mengaku masih akan melakukan investigasi terkait kasus peretasan yang menimpa mereka.
“Kami juga telah melakukan investigasi internal soal masalah ini,” ujar General Manager Uber South East Asia, Chan Park seusai acara Year with Uber di Jakarta Theater, Rabu (13/12/2017).
Chan menambahkan, dalam melakukan investigasi tersebut, Uber tidak melakukannya sendirian. Dia mengaku jika Uber telah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk melakukan investigasi.
“Kami juga sudah bekerjasama dengan pemerintah dan merespon hal apapun yang diminta pihak pemerintah,” lanjutnya.
[Baca juga: Balas “Sang Mantan”, Facebook: Dia Ketinggalan Zaman]
Dalam kesempatan itu, Chan juga mengatakan bahwa ke depannya Uber akan memperbaiki sistem keamanan di layanan mereka. Dia berjanji, bahwa masalah peretasan ini tidak akan terjadi lagi di masa depan.
“Kami memastikan hal seperti ini tak akan terjadi lagi di masa depan. Sementara untuk Indonesia, saya tak bisa berbicara banyak, tapi kami pastikan bahwa konsumen tetap terlindungi,” pungkasnya. [NC/HBS]