25 Tahun Lalu, Pesan SMS Pertama Berhasil Dikirimkan

Telset.id, Jakarta – Teknologi Short Message Service atau yang sering kita kenal sebagai SMS telah menginjak usia 25 tahun. Aplikasi pesan singkat tersebut pertama kali digunakan pada 3 Desember 1992. Yang menarik, saat pertama kali dicoba, pesan SMS yang dikirimkan tidak via perangkat ponsel.

Mengutip dari laman Engadget, pesan SMS pertama dikirimkan oleh teknisi Vodafone, Neil Papworth kepada Direktur Vodafone, Richard Jarvis. Saat itu Papworth mengirimkan pesan teks “Merry Christmas” atau Selamat Natal. Yang menarik, pesan SMS dari Papworth ini dikirim melalui komputer ke ponsel milik Jarvis.

[Baca juga: Saingi Apple dan Samsung, Huawei Bikin Face Recognition]

Saat ini pesan SMS memang mulai tergeser dengan kehadiran aplikasi instant messaging baru, seperti WhatsApp, BBM, Facebook Messenger, dll. Meski begitu, SMS pernah mendapat posisi penting bagi pengguna ponsel, karena menjadi satu-satunya cara untuk mengirimkan pesan teks lewat ponsel.

Di awal-awal kemunculannya, butuh waktu lama bagi SMS untuk bisa diadopsi secara luas, karena saat itu jaringan seluler masih jarang dan jangkauannya belum terlalu luas. Dan kala itu, orang juga masih senang menggunakan layanan voice (bertelepon), ketimbang mengetik teks di ponsel.

Seiring dengan semakin luasnya jaringan seluler, penggunaan SMS pun semakin disukai dan bahkan mempengaruhi cara orang berkomunikasi, dari sebelumnya lebih suka bertelepon, menjadi mengirimkan pesan teks. Pamor SMS semakin melonjak setelah kemunculan smartphone.

Di Amerika Serikat saja, volume pesan meningkat dari 12,5 miliar per bulan di tahun 2006 menjadi 45 miliar setahun kemudian. Pada bulan Juni 2017, ada 781 miliar pesan yang beredar di negara ini.

Namun pamor SMS mulai memudar setelah mulai banyak bermunculan aplikasi instant messaging, seperti WhatsApp, BBM, Facebook Messenger, iMessage, dll. Para pengguna smartphone kini sudah mulai meninggalkan SMS, dan memilih untuk memakai aplikasi pesan instant.

Ada beberapa alasan terjadinya pergeseran ini. Salah satunya adalah biaya yang dibebankan kepada pengguna saat menggunakan aplikasi pengirim pesan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan mengirim pesan melalui SMS.

[Baca juga: Bocor! Snapdragon 845 Akan Gunakan Proses 10nm]

Selain itu, aplikasi instant messaging juga memiliki fitur yang jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan SMS. Misalnya saja, dapat mengirim foto, video, suara, dan lainnya tanpa harus dikenakan biaya tambahan. Belum lagi, semakin menjamurnya layanan jejaring sosial, seperti Facebook, Line, Snapchat, Google Hangouts, dll.

Terbukti kepopuleran WhatsApp dkk terus melejit dan menjadi pilihan utama  berkomunikasi lewan pesan teks. WhatsApp saat ini menjadi aplikasi instant messaging terbesar di dunia.

Menurut data per Juli 2017, WhatsApp mengirimkan 55 miliar pesan per hari, dan itu tidak termasuk aplikasi pesan instant lainnya, seperti Facebook Messenger, iMessage atau Google Hangouts.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah SMS masih akan menjadi pilihan pengguna untuk mengirimkan pesan teks? Meski penggunanya terus menurun, namun SMS diprediksi masih akan bertahan. Alasannya, SMS masih akan menjadi pilihan bagi mereka yang tidak menggunakan smartphone, atau hanya memakai feature phone.

Selain itu, SMS juga masih menjadi pilihan paling praktis bagi mereka yang tinggal di area yang belum terjangkau jaringan internet. Hal inilah yang membuat SMS masih akan tetap dibutuhkan pengguna, meski jumlahnya akan semakin sedikit. [NC/HBS]

 

 

SourceEngadget

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI