Telset.id, Jakarta – Meski hingga kini tidak ada satu manusia pun yang bisa menebak kapan datangnya hari kiamat, namun selalu saja ada orang coba menebak-nebak kapan dunia ini akan berakhir. Seperti ramalan bangsa Maya yang memperkirakan dunia akan kiamat pada 2012. Tapi nyatanya ramalan-ramalan itu tidak ada yang pernah terjadi.
Ramalan datangnya hari kiamat kembali dimunculkan oleh seorang ahli matematika bernama Daniel Rothman. Berdasarkan perhitungannya, Rothman meramalkan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2.100, atau sekitar 83 tahun lagi.
Pria yang kini menjadi salah satu profesor di Massachusetts Institute of Technology Amerika Serikat ini mengaku telah menemukan sebuah formula matematis yang dapat menghitung berapa lama lagi kiamat akan tiba. Bahkan formula ini telah dipublikasikan sebagai jurnal di Science Advances.
[Baca juga: Pakai AI, Begini Hasil Jepretan Kamera Depan Oppo F5]
Dalam jurnalnya tersebut, Rothman menjelaskan secara detil bagaimana cara bumi akan mengalami kiamat. Emisi karbon dioksida yang tinggi disebutnya akan menjadi alasan bumi pada akhirnya akan ‘mati’.
“Saat itu, karbon dioksida akan larut ke dalam laut. Ini berbahaya dan bisa mengancam umat manusia serta Bumi,” ujar Daniel seperti dikutip dari laman Daily Mail.
Dia mengatakan bahwa sebenarnya hal ini sudah terjadi semenjak abad ke-19 silam. Namun hingga saat ini, dia masih tidak dapat memastikan apakah bencana ini akan menyebabkan kepunahan masal atau tidak.
“Ini bukan seperti bencana yang akan terjadi besok, atau lusa, atau tahun depan. Ini adalah bencana skala besar. Siklus karbon dioksida meningkat pada tahap yang tak lagi stabil,” tegasnya.
[Baca juga: Apple Siapkan iPhone X Versi Murah?]
Menurut Rothman, bahwa umat manusia telah menyumbangkan emisi karbon dioksida sebesar 1.540 miliar ton. Hal ini sudah terjadi saat revolusi industri dimulai di seluruh dunia.
Yang parah, setengah dari emisi itu terperangkap di atmosfer Bumi, sehingga menyebabkan kenaikan tingkat emisi, setidaknya 10 kali lipat lebih cepat dari pertumbuhan secara natural dalam waktu yang sama.
Sementara sebagian lainnya akan jatuh ke permukaan laut, menyebabkan meningkatnya keasaman laut. Jika itu yang terjadi, maka hujan yang terbentuk dari air laut akan berubah menjadi asam dan bisa merusak lingkungan. Hal inilah yang akhirnya menginspirasi Rothman menciptakan forlmula tersebut.
Well, mungkin secara science atau ilmu pengetahuan, manusia bisa saja berteori, tapi semua kembali pada keputusan Tuhan yang telah menegaskan tidak akan ada satupun manusia yang tahu kapan hari kiamat akan datang.[NC/HBS]