Telset.id, Jakarta – Buntut dari kasus mudah terbakarnya baterai Galaxy Note 7, membuat mata kita semua terbuka akan bahayanya baterai ponsel jika terjadi cacat produksi atau salah penggunaan. Sejumlah pabrikan pun terus berupaya menciptakan teknologi baterai yang lebih bersahabat alias tidak mudah meledak.
Keamanan baterai ponsel kini menjadi salah satu hal yang paling diperhatikan oleh setiap produsen baterai. Pasalnya, ponsel yang saat ini banyak beredar di pasaran masih menggunakan baterai Lithium-ion, yang masih tergolong sangat mudah terbakar.
[Baca juga: Sial! Pria Ini Dipecat karena Pakai Email Kantor]
Namun masalah itu nampaknya akan sedikit bisa teratasi, setelah para peneliti telah menemukan teknologi yang lebih “adem”, yakni baterai ponsel bertenaga air.
Mengutip dari laman Engadget, para peneliti berhasil menciptakan elektrolit berbasis air yang sangat aman. Kuncinya, mereka membuat sebuah elektrolit yang memiliki kosentrasi garam yang tinggi, yang kemudian menghasilkan lapisan pelindung, yang membuat baterai lebih tahan dari panas.
[Baca juga: 3 Hal yang akan Berubah Setelah ‘Kelahiran’ iPhone 8]
Namun pada saat ini masih ada masalah yang harus dihadapi oleh para peneliti. Ya, meskipun aman, namun baterai ini tidak memiliki siklus pengisian daya yang panjang. Baterai bertenaga air ini hanya bisa bertahan sekitar 70 siklus pengisian saja. Sedangkan baterai Lithium-ion bisa bertahan ratusan kali lipat lebih lama.
Para peneliti menyebutkan bahwa mereka masih membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk menyempurnakan baterai ini. Mereka sedang mencari cara agar baterai berbahan dasar air ini bisa tahan lama. [NC/HBS]
