Telset.id, Jakarta – Para ahli Kaspersky Lab menemukan sebuah modifikasi terbaru dari trojan mobile banking terkenal, Faketoken, yang berhasil dikembangkan dan sekarang mampu untuk mencuri kredensial dari aplikasi ridesharing.
Versi baru Faketoken melakukan pelacakan secara aktif terhadap aplikasi dan, ketika pengguna menjalankan aplikasi tertentu, menyamarkannya dengan celah phishing untuk mencuri rincian kartu perbankan milik korban.
Trojan memiliki antarmuka yang identik, dengan skema warna dan logo yang sama, sehingga menciptakan penyamaran instan dan tak terlihat adanya perbedaaan sama sekali. Namun, berdasarkan hasil penelitian Kaspersky Lab, para penjahat siber menargetkan layanan taksi dan ridesharing internasional paling populer dengan malware ini.
Selain itu, Trojan mencuri semua pesan SMS yang masuk dengan mengarahkan mereka ke server command and control (C&C), yang memungkinkan penjahat siber mendapatkan akses ke kata sandi verifikasi satu kali yang dikirim oleh bank, atau pesan lain yang dikirim oleh layanan taksi dan ridesharing. Adapun modifikasi Faketoken ini bisa memantau panggilan pengguna, merekamnya, dan mengirimkan data ke server C&C.
Penyamaran adalah fungsi umum yang diaktifkan di banyak aplikasi mobile. Tahun lalu, Kaspersky Lab melaporkan modifikasi Faketoken yang menyerang lebih dari 2.000 aplikasi keuangan di seluruh dunia dengan menyamarkan dirinya menjadi berbagai program dan permainan, seringnya meniru Adobe Flash Player. Sejak itu, Faketoken telah dikembangkan lebih jauh, dan telah memperluas geografi aksinya.
“Fakta bahwa penjahat siber telah memperluas aktivitas mereka dari aplikasi keuangan ke area lain, termasuk layanan taksi dan ridesharing, berarti pengembang layanan ini mungkin ingin lebih memperhatikan perlindungan pengguna mereka,” kata Viktor Chebyshev, pakar keamanan di Kaspersky Lab.
Lebih jau Chebyshev menjelaskan, bahwa industri perbankan sudah terbiasa dengan skema penipuan dan trik, dan respon sebelumnya melibatkan implementasi teknologi keamanan di aplikasi yang secara signifikan mengurangi risiko pencurian data keuangan penting.
Menurutnya, mungkin sekarang saatnya untuk layanan lain yang bekerja dengan data keuangan untuk mengikutinya. Versi baru Faketoken kebanyakan menargetkan pengguna di Rusia. Namun, geografi serangan bisa dengan mudah diperluas lagi di masa depan.
“Kami telah melihat hal itu dengan versi sebelumnya dari Faketoken dan malware perbankan lainnya di masa lalu,” ujar Viktor Chebyshev, dalam keterangan pers yang diterima Telset.id.
Para ahli juga mendeteksi serangan Faketoken pada aplikasi mobile populer lainnya, seperti aplikasi pemesanan tiket dan hotel, aplikasi untuk pembayaran denda tilang, Android Pay dan Google Play Market.
“Masalah keamanan di Android terus muncul secara reguler, meski Google berusaha keras meningkatkan keamanannya ke level yang lebih baik. Pengembang juga terus meluncurkan versi terbaru dan lebih aman, namun pengadopsian dari versi aman tersebut masih tertinggal jauh,” tambah Sylvia Ng, General Manager – SEA, Kaspersky Lab. (MS/HBS)