Trip Bareng Samsung Galaxy S8

Low Light, Selamat Malam

Salah satu tantangan besar pada smartphone adalah foto lowlight. Untuk menangkap lebih banyak cahaya, selain aperture besar, bukaan rana harus lebih lama, supaya cahaya bisa lebih banyak masuk, hanya saja efeknya, gambar rentan goyang. Untuk itu OIS (Optical Image Stabilization) atau EIS (Electronic Image Stablization) hampir harus dipastikan ada untuk membantu hasil foto lebih tajam.

Tidak cukup sampai di sana, ISO yang besar membantu menangkap foto dalam gelap lebih baik, tetapi biasanya juga diikuti meningkatnya noise. Jadi perlu algoritma software kamera yang baik untuk menekan, supaya gambar malam hari tidak noise. Di sini Galaxy S8 dengan multiple shoot-nya untuk mengatasi noise diuji.

Ini foto Marina Bay Sands saat di malam hari. Jika ini menarik dan cantik, harusnya Jakarta diizinkan mengolah waterfront city-nya seperti Singapura?

Bagian lain dari Singapura, ternyata lebih rapat dengan bangunan tinggi. Semua gambar dari ketinggian ini diambil dari balik kaca dan sembunyi-sembunyi, karena ternyata pihak resto tidak mengijinkan kita mengambil gambar. Selain mudah berbayang, mengambil foto dari balik kaca (yang biasanya tidak terlalu bening) di malam hari, dan tidak menyolok, membutuhkan kamera yang bisa benar-benar cepat dan tidak mudah goyang, karena kita hanya memegangnya dengan tangan.

Kali ini kita foto waterfront city Singapura dari arah bawah. Selain menggunakan mode auto, untuk foto malam hari kita bisa juga bereksperimen dengan mode pro, dimana kita bisa mengatur ISO, shutter speed, AWB, dll. Pada foto ini saya mencoba menggunakan ISO yang lebih kecil dan bukaan agak lama, supaya foto lebh tidak noise, tetapi tetap bisa menangkap objek dengan baik.

Hal yang sulit di foto malam hari dengan smartphone adalah menangkap adegan yang bergerak. Pada Galaxy S8, kita bisa coba menangkap banyak momen bergerak dengan mengambil gambar sambil merekam video, atau terus menekan shutter yang otomatis akan mengambil puluhan foto dalam sekejap dengan burst mode.

Foto lowlight lain yang sering kita ambil, biasanya saat kita sedang mampir ke cafe dan makan. Cafe umumnya tidak memiliki lampu-lampu yang terang, dan warna lampunya kebanyakan kuning untuk mengejar ambience yang santai. Kondisi ini mengakibatkan kamera smartphone sering salah AWB (Auto White Balance), atau saat pencahayaan kurang, gambar menjadi gelap.

Pizza dari Cafe Supply & Demand ini berada di sebelah makan sutra yang terkenal. Keduanya berada di dekat Esplanade outdoor theatre. Foto ini diambil dengan mode food. Semua bertanya-tanya rumput apa yang ada di atas Pizza…?

Cafe di pinggir pantai senantiasa panas. Jadi minuman segar begini akan dua kali terasa lebih enak.

Kita pindah ke lantai atas cafe, lantai atas ini jauh lebih gelap dibanding di cafe bawah, karena disini tempat orang minum beer dan menikmati pemandangan ke arah waterfront. Untuk foto makanan pun repot di lowlight seperti ini, tapi kita coba dengan sate milik tamu lain.

Disini Galaxy S8 diuji untuk tetap bisa mengambil foto yang “proper”

Minta tolong kepada staf cafe untuk mengambil foto bersama (lihat bandingannya dengan foto di bawah)

Nah, ini sebagai pembanding, kamera Sony 7SM2 (seharga Rp 40 jutaan body only) dengan sensor kamera full frame, difoto oleh pelayan cafe yang sama. (Walau tidak lebih bagus, tetapi “not bad lah hasil GalaxyS8).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI