Telset.id, Jakarta – Baterai dengan tipe Lithium-ion kini banyak digunakan perangkat elektronik semisal ponsel pintar dan lainnya. Banyak kelebihan yang dimiliki oleh tipe baterai tersebut, seperti daya tahan pengisian yang tinggi dan lainnya. Hal ini mendorong banyak pihak yang ingin mengembangkan baterai anti meledak
Meski kini perangkat ponsel semakin pintar, namun sayang teknologi baterai masih memiliki kelemahan utama, yakni cepat panas dan bahkan memiliki resiko meledak yang tinggi. Oleh karena itu, Seperti dikutip dari laman Engadget, tim peneliti dari Angkatan Laut Amerika kini sedang mengembangkan baterai anti meledak.
Para tim peneliti bersama perusahaan pembuat baterai bernama EnZinc sedang berusaha mengembangkan sebuah baterai berbahan dasar Nikel dan Zinc. Bahan ini biasanya ditemukan pada baterai sekali pakai, atau tidak dapat diisi kembali.
Kunci utama dari baterai ini adalah teknologi 3D Zinc Sponge yang memungkinkan baterai bertipe Zinc untuk dapat diisi ulang. Tentunya, jika teknologi ini bisa berhasil, maka baterai ini akan membuka pintu baru bagi teknologi di bidang apapun.
“Kami sekarang bisa menawarkan opsi lain selain menggunakan baterai Lithium-ion untuk dipakai di dunia teknologi portable, teknologi wearable, serta di kendaraan bertenaga listrik,” ujar peneliti Angkatan Laut Amerika Jeffrey Lon.
Dia menyatakan perkembangan teknologi ini sudah hampir bisa digunakan secara masal pada akhir 2019 mendatang. Teknologi baterai ini nantinya bisa diterapkan di berbagai bidang, mulai dari kehidupan sehari-hari hingga untuk kebutuhan militer. [NC/HBS]