Indonesia Timur Masih Butuh Jaringan Operator

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Indonesia bagian timur sepertinya masih kurang diperhatikan para operator telekomunikasi. Untuk itu para operator diharapkan memberikan kemerdekaan komunikasi bagi saudara-saudara kita di daerah Indonesia Timur. Saat ini hanya ada operator Telkomsel saja yang mau membangun jaringan di wilayahnya.

“ Saat ini kami merindukan jaringan opeator telekomunikasi lain seperti Indosat dan XL untuk ikut membangun jaringan telekomunikasi di Kabupaten Pegunungan Bintang. Sebab telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat di Pegunungan Bintang, sesuai dengan Nawa Cita Presiden Jokowi,” harap Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pegunungan Bintang, Untung Eka Priya.

Berbatasan langsung dengan Papua Nugini, bukan berarti Kabupaten Pegunungan Bintang bebas dari keterisolasian. Lokasi yang berada di jajaran pegunungan Jayawijaya, membuat Kabupaten Pegunungan Bintang memiliki keterbatasan dalam pembangunan infrastruktur.

Padahal pembangunan infrastruktur di Kabupaten Pegunungan Bintang sangat penting mengingat kondisi medan yang berat dan posisi strategisnya di bagian tengah Pulau Papua yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini.

“Namun kendala infrastruktur di Kabupaten Pegunungan Bintang ini sedikit tertolong dengan keberadaan infrastruktur telekomunikasi yang dibangun oleh Telkomsel,” kata Untung lebih lanjut.

Untung juga mengatakan, pasca kehadiran sarana telekomunikasi di kota Oksibil pada tahun 2004, Kabupaten Pegunungan Bintang sudah mulai terbuka. Hubungan dengan dunia luar sudah dapat terjadi.

Sebelum adanya jaringan telekomunikasi, penduduk yang ingin menyampaikan informasi harus menyampaikan secara estafet dari kampung ke kampung. Setelah itu dilanjutkan penyebaran informasi tersebut ke distrik lainnya dengan menggunakan jaringan radio Single Side Band (SSB) yang dimiliki oleh TNI.

“Namun kini dengan keberadaan telekomunikasi, masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang sudah dapat menikmati layanan telekomunikasi sehingga mempermudah untuk dapat berhubungan dengan dunia luar,”terang Untung.

Namun hingga saat ini, infrastruktur telekomunikasi yang dibangun masih terbatas di beberapa kota seperti Oksibil, Kiwirok, Batom, Iwur, Teraplu dan Tinibil. Padahal masih banyak kota-kota di Kabupaten Pegunungan Bintang yang membutuhkan jaringan telekomunikasi. Jumlah distrik di Kabupaten Pegunungan Bintang berjumlah 34 distrik.

Selain jumlahnya yang masih sedikit, kapasitas jaringan telekomunikasi yang dibangun pun terbilang sangat terbatas. Untung mengatakan kapasitas jaringan telekomunikasi di Kabupaten Pegunungan Bintang hanya untuk 120 handset saja. “Jika melebih dari 120 handset, layanan Telkomsel akan terganggu,” ujarnya.

Untung pun menilai, komitmen membangun jaringan telekomunikasi yang dilakukan oleh operator di wilayahnya masih belum mencukupi. Tidak cukup hanya Telkomsel saja yang melayani. Operator lain pun diminta untuk ikut membangun di wilayahnya.

Ia pun memohon agar Menkominfo mau mendorong operator telekomunikasi yang lainnya untuk dapat menggembangkan infrastrktur telekomunikasi di Kabupaten Pegunungan Bintang. Sehingga keterisolasian di Kabupaten Pegunungan Bintang dapat dikurangi sehingga perekonomian masyarakat yang berjumlah 133 ribu jiwa itu juga bisa meningkat.

Hal senada juga disampaikan Max Lua, Ketua Fraksi DPRD Kabupaten Talaud yang mengatakan, pasca layanan seluler masuk ke Talaud pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut mengalami peningkatan yang signifikan.

“Ini dapat dibuktikan dengan peningkatan perekonomian Talaud yang tumbuh 600% pasca infrastruktur seluler hadir di Talaud. Masyarakat kami sangat terbantu perekonomiannya. Apalagi geografi Kabupaten Talaud merupakan kepulauan,” papar Max.

Sebagai contoh, dahulu untuk memesan barang yang dibutuhkan, masyarakat harus menempuh perjalanan yang lama dan panjang. Namun dengan adanya sarana telekomunikasi, masyarakat di Kabupaten Talaud tinggal menelepon supplier yang ada. Masyarakat tak perlu lagi mendatangi suplayer tersebut.

“Sekarang masyarakat tinggal telepon, nanti barang diantar bersamaan dengan jadwal kapal yang akan berangkat. Ini meningkatkan produktivitas dan perekonomian masyarakat di Talaud,” terang Max. (MS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI