Telset.id, Jakarta – Samsung tersandung masalah skandal tenaga kerja, dengan tuduhan tidak memberikan informasi penting mengenai jenis-jenis bahan kimia kepada pekerja pabrik. Akibatnya, 76 pekerja pabrik Samsung dilaporkan meninggal akibat terpapar bahan kimia berbahaya.
Selain dikenal sebagai produsen smartphone terbesar di dunia, Samsung juga memproduksi berbagai macam produk elektronik lainnya, seperti televisi, kulkas, AC, dan termasuk komponen untuk ponsel buatan mereka.
Dalam kasus ini, Samsung dinilai lalai dalam memberikan informasi penting tentang bahan-bahan kimia kepada pekerja pabrik. Akibat kelalaian itu, sedikitnya ada 76 pekerja di pabrik semikonduktor dan LCD Samsung, yang sebagian besar masih berusia 20-30 tahunan meninggal. Demikian menurut hasil temuan dari penyelidikan kasus ini.
Dalam laporannya, The Associated Press mengungkap informasi yang mengejutkan, dimana pemerintah Korea Selatan disebutkan telah membantu Samsung menyembunyikan keterangan penting mengenai bahan kimia berbahaya yang mengancam keselamatan kerja.
Sebuah LSM tenaga kerja di Korea Selatan mencatat bahwa setidaknya ada 200 lebih kasus penyakit serius akibat paparan bahan kimia yang digunakan di pabrik Samsung. Beberapa penyakit yang diderita pekerja antara lain leukemia, limfoma, multiple sclerosis dan lupus.
Laporan tersebut mencatat bahwa mantan buruh pabrik Samsung kesulitan mendapatkan kompensasi dari pemerintah Korea Selatan. Semua akses informasi mengenai penyakit mereka berasal dari paparan bahan kimia di tempat kerja ditutupi. Hal itu membuat para pekerja hampir tak mungkin dapat mengajukan klaim dan mendapatkan ganti rugi.
Ironisnya, pihak Samsung disebutkan telah berupaya ingin menutupi kasus ini dengan coba menyogok keluarga korban. Hal ini diungkapkan oleh orangtua dari salah satu korban yang meninggal akibat terpapar bahan kimia berbahaya.
“Mereka (Samsung) pernah menawarkan 1 miliar won (USD 864.000 atau sekitar Rp 11,3 miliar), dan meminta saya untuk tutup mulut,” ujar Hwang Sang-Gi, ayah dari seorang pekerja di pabrik Samsung yang meninggal di usia 22 tahun karena leukimia.
“Ini untuk menyangkal bahwa penyakit anak saya berhubungan dengan pekerjaan, agar saya tak melawan balik,” tambahnya.
Pengakuan juga diberikan mantan pekerja Samsung bernama Park Min-Sook, yang saat ini menderita kanker payudara. Menurutnya, Samsung sengaja memperkerjakan remaja dari daerah pinggiran yang tidak mengengerti soal resiko bahan kimia dari pabrik.
“Mereka (Samsung) menganggap uang adalah segalanya, dan memperlakukan kami seperti cangkir sekali pakai,” ketusnya.
Kesaksian serupa juga diungkapkan mantan pekerja lainnya, Kim Mi-Seon, yang mengatakan Samsung tidak pernah memberikan edukasi tentang bahan-bahan kimia berbahaya di pabrik tempat mereka bekerja.
“Tidak pernah ada edukasi di pabrik tentang bahan kimia yang berbahaya agar kami lebih berhati-hati,” ujar wanita berusia 36 tahun yang kini kehilangan kemampuan penglihatan akibat didiagnosa menderita multiple sclerosis.
Hingga berita ini ditulis, masih belum ada keterangan resmi dari pihak Samsung terkait kasus ini. Sementara laporan ini masih dalam proses investigasi oleh pihak kepolisian.[HBS]