Telset.id, Jakarta – Sudah cukup banyak tulisan yang memberitakan tentang bahaya merokok elektrik atau biasa disebut Vaping, namun masih saja banyak yang menggunakannya. Bagi Anda penggemar Vaping, mulailah berpikir ulang menikmati rokok elektrik, jika tak ingin menjadi korban seperti bocah SMA di Amerika ini.
Meski para penikmat Vaping sering mengklaim rokok elektrik masih “lebih aman” dibanding rokok biasa, namun hasil studi justru menunjukkan resiko Vaping tak kalah mematikannya.
Selain cairan yang digunakan sebagai perasa untuk Vaping jika dihirup secara rutin bisa memicu penyakit pernafasan yang disebut “Popcorn Lung”, Vaping juga sangat beresiko meledak.
Kejadian terbaru menimpa seorang siswa SMA asal Colorado, AS bernama Marcus Forzani, yang menderita luka bakar serius di sekujur kakinya karena Vape (alat pengisan rokok elektrik) meledak di saku celananya.
Diceritakan Marcus, saat itu dia masih di kelas, dan ketikan bel berbunyi, ia kemudian bergegas untuk mengambil jaket di sisi lain kelas. Namun baru lima langkah dia berjalan, tiba-tiba dari dalam saku celananya muncul api yang mirip seperti orang sedang mengelas besi.
Akibatnya, Marcus menderita luka bakar serius di bagian kaki dan tangannya. Marcus langsung dilarikan ke rumah sakit, dan harus menjalani dua macam operasi. Bocah malang inipun masih harus membutuhkan satu kali operasi lagi, dan mengikuti sejumlah terapi pemulihan.
Marcus mengatakan dia sudah melepas baterai dari Vape, dan menyimpannya di saku celana sebelum terjadinya insiden kebakaran itu. Sampai kini masih belum diketahui apa pemicu dari kejadian tersebut, karena baterai tiba-tiba meledak dan terbakar.
Sementara itu, orang tua Marcus mengakui putranya telah melanggar aturan yang sudah ia tetapkan, yakni merokok dengan menggunakan perangkat Vaping tanpa izin.
Kasus seperti ini bukan baru pertama terjadi. Pakar operasi plastik dan rekonstruksi kulit akibat luka bakar, Dr. Tanya Oswald mengatakan bahwa jumlah pasien yang menderita luka bakar akibat Vaping terus mengalami peningkatan cukup drastis selama enam bulan terakhir.
Di Amerika Serikat, peringatan bahaya menggunakan Vaping telah dikeluarkan departemen terkait sejat tahun 2014. Peringatan itu dikeluarkan setelah dari hasil penelitian mengungkap bahwa kualitas baterai lithium-ion yang dipakai perangkat Vaping sangat buruk, sehingga bisa memicu ledakan atau terbakar.
Meskipun jumlah persentase baterai berkualitas buruk memang masih terbilang kecil. Namun dengan semakin meningkatnya pengguna Vaping, jumlah perangkat Vape dengan baterai berkualitas buruk yang beredar di pasaran juga meningkat.
So, setelah membaca dan melihat foto-foto di bawah, apakah Anda masih merasa aman menikmati Vaping? Bukan tidak mungkin kejadian yang dialami Marcus bisa menimpa Anda. Waspada dan lebih berhati-hatilah. [HBS]