JAKARTA – Tanpa ada pemberitahuan atau terekspos media, Apple secara tiba-tiba memutuskan untuk menarik ratusan aplikasi dari Apple App Store. Lalu sebenarnya ada apa sehingga Apple menarik ratusan aplikasi dari lapak toko aplikasinya?
Apple memang dikenal sangat ketat dan tegas terhadap para pengembang aplikasi yang bekerjasama dengan mereka. Maka tak heran jika ada aplikasi yang dinilai bermasalah, Apple tak segan-segan menarik aplikasi tersebut.
Dalam kasus terakhir, Apple dilaporkan telah menarik 256 aplikasi dari Apple App Store. Penyebab penarikan ini karena aplikasi-aplikasi tersebut dituding telah mengumpulkan data pengguna dengan memakai program tersembunyi yang sudah dilarang oleh Apple.
Dikutip dari Phone Arena (19/10/2015), ratusan aplikasi tersebut dibuat dengan menggunakan software development kit (SDK) untuk iklan dari ‘Youmi Advertising’, sebuah penyedia iklan mobile asal China.
Pihak Apple menjelaskan, bahwaYoumi menggunakan API swasta untuk mengumpulkan informasi pribadi, seperti alamat email pengguna dan pengenal perangkat, dan data rute ke Server perusahaannya. Salah satu aplikasi yang ditarik Apple adalah aplikasi milik restoran siap saji McDonald di China.
Namun keputusan Apple untuk menarik aplikasi yang bermasalah ini dianggap sudah sedikit telat, karena sudah ada sedikitnya 1 juta lebih orang yang mengunduh 256 aplikasi berbahaya yang mencuri data milik pengguna iOS itu.
Tak ingin kecolongan lagi, Apple mengatakan bahwa ke depannya Apple Store akan menolak semua aplikasi yang dibuat menggunakan Youmi SDK, karena SDK itu memungkinkan aplikasi untuk menyimpan data pengguna.
“Kami telah mengidentifikasi beberapa aplikasi yang menggunakan tool iklan (SDK) pihak ketiga, yang dikembangkan oleh Youmi yang menggunakan API swasta untuk mengumpulkan informasi pribadi pengguna. Ini adalah pelanggaran terhadap pedoman keamanan dan privasi kami,” tulis keterangan Apple.
Lantas, apakah pengguna perangkat iOS di Indonesia juga terancam aplikasi-aplikasi berbahaya ini? Tenang..untuk pengguna perangkat iOS di Indonesia dipastikan aman, karena aplikasi-aplikasi berbahaya itu hanya diperuntukkan untuk pengguna di China.[HBS]